Asal Usul Nama Natal Menurut Anak Natal


Daerah Natal pertama kali ditemukan orang Pagarurung yang berjumlah di 15 orang masih beragama Hindu. mereka menetap di daerah pingir laut yang sekarang namanya muaro karan di Natal. Pantai di Natal adalah tempat transit para saudagar asing yang mencari rempah-rempah di Indonesia. Para saudagar asing selalu susah untuk masuk kedaerah natal, Karena pantainya terlalu banyak teluk. jadi, oleh saudagar asing dari Gujarat India tersebut membuat Nama daerah Natal dengan sebutan "Nagari Taluk".

saat Portugis masuk ke daerah Natal, dimana nama Natal "Nagari Taluk" diganti oleh anak pemimpin Portugis seorang gadis yang masih berumur 16 tahun dengan alasan nama "Nagari Taluk" terlalu panjang sehingga sangat sulit menyebutkannya, maka diubahlah nama "Nagari Taluk" menjadi nama "Natal" dimana sampai saat ini masih terus dipakai.

Profil Daerah Kecamatan Natal

a. Keadaan Kependudukan
Penduduk di daerah kajian atau pesisir pantai barat Mandailing Natal adalah bersuku Pesisir ( Kecamatan Natal, Muara Batang Gadis dan Kecamatan Batahan ). Umumnya kekerabatan menurut garis keturunan ayah ( patrilinial ), hanya sedikit yang berdasarkan kekerabatan menurut garis keturunan Ibu (matrilineal) yang berada di daerah sebelah selatan dan pesisir. Penduduk yang berada di bagian selatan dan pesisir bayak berasal dari Minangkabau dan Aceh.
Penduduk pesisir pantai barat Kabupaten Mandailing Natal mayoritas beragama Islam. Masyarakat di wilayah ini memiliki bahasa ibu yang berbeda-beda baik dialek maupun bentuk kata-katanya, tetapi secara umum mereka mengerti bahasa Mandailing.
Perkembangan Jumlah penduduk di wilayah pesisir tempat wilayah kajian ini setiap tahun menunjukkan peningkatan yang perlu mendapat perhatian, hal ini dapat di lihat dari pertumbuhan penduduk seperti dalam tabel berikut ini:
No Kecamatan Jumlah penduduk/jiwa Laju pertumbuhan rata-rata/thn %
1 Natal 17.943 0.71
2 Muara Batang Gadis 11.377 4.88
3 Batahan 28.307 3.32

Sedangkan kepadatan Penduduk dapat dilihat dalam tabel berikut
No Kecamatan Penduduk
/jiwa Kepadatan penduduk
Jiwa/km2
Proporsi
Jumlah
penduduk Rata-rata
Pertumbuhan
Penduduk
1 Natal 17.943 16 5,15% 0,3388
2 Muara Batang Gadis 11.377 13 3,26% 4,2272
3 Batahan 28.307 25 8,12% 4,7393
Sumber: Biro Pusat Statistik

2.2 Kecamatan Natal
Seperti telah di singgung sebelumnya, Kecamatan Natal Merupakan Kecamatan Yang bernaung di Kabupaten Mandailing Natal.Kecamatan ini berada di sebelah pesisir barat Kabupaten mandailing Natal dan berbatasan langsung dengan Pantai.
Pada awalnya, Kabupaten Mandailing adalah wilayah bagian administrasi Kabupaten Tapanuli Selatan. Kabupaten Madina resmi berpisah dari Kabupaten Tapanuli Selatan pada tanggal 23 November 1998, yang ditetapkan melalui UU Nomor 12 tahun 1998. Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 8 kecamatan dengan 273 desa dan kelurahan saat dimekarkan pada 1998. Sejak 2003, jumlah kecamatan dan desa bertambah menjadi 17 kecamatan, 322 desa, dan 7 kelurahan. Dan di dalamnya termasuk kecamatan Natal.
Daerah yang bernama natal di Indonesia tidaklah begitu di kenal.Tidak mengherankan karena natal sekarang ini hanya sebuah kecamatan kecil yang berada di wilayah kabupaten Mandailing Natal di provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 1841 Pemerintah kolonial belanda menciptakan Residensi Tapanuli Selatan dengan ibukotanya Sibolga. Ketika itu belum ditetapkan, apakah Natal termasuk padang atau Sibolga.Baru pada bulan Juli 1843 diputuskan bahwa Natal masuk residensi Tapanuli Selatan. Jalan untuk mencapai daerah Natal pun masih agak sulit.Hutannya masih lebat ditambah lagi dengan barisan gunung-gunung dan bukit yang terjal yang tersohor dengan nama Bukit barisan.Kini, kota kecil Natal merupakan ibukota kecamatan yang terletak di dataran rendah di tepi Samudera Hindia.
Secara geografis, kecamatan Natal terletak di pantai Barat pulau Sumatera dan masuk kedalam Provinsi Sumatera Utara. Adapun batas-batas daerah ini antara lain:

 Sebelah utara bebatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan ibukotanya Sibolga
 Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasaman Yang merupakan bagian dari daerah Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat
 Sebelah Timur berbatasan dengan Muara Sipongi, Kotanopan dan Penyabungan. Ketiga kecamatan ini tergabung dalam Kabupaten Mandailing Natal
Luas Kecamaan Natal meliputi Seperlima dari total Luas Kabupaten mandiling Natal atau sekitar 93.537 Ha, diantaranya seluas kurang lebih 461 Ha adalah hutan milik pemerintah. Jumlah penduduknya lebih kurang 25.704 Jiwa pada tahun 2007 dengan luas pemukiman seluas 7.376,4 Ha atau sekitar 2% dari luas daerah kecamatan Natal. Bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar oleh masyarakat sehari-hari adalah bahasa Minangkabau (sebuah kabupaten di Sumatera Barat yang ibukotanya Painan) dengan dialek pesisir Selatan.Di kota inilah dahulunya berdiri kerajaan Indrapura , satu dari beberapa kerajaan kecil yang tergabung dalam kerajaan Minangkabau. Konon leluhur pertama raja-raja natal adalah Rajo Putih dan pangeran Inra Sultan berasal dari kerajaan ini.
Bagi kebanyakan orang, kata natal artinya kelahiran (Natality).Khusus bagi umat Nasrani atau Kristen, Hari Natal merupakan hari besar yang selalu diperingati pada tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus Kristus.Jika kita memperhatikan peta Afrika maka kita akan mendapati sebuah kota yang bernama sama yang berada di pantai Timur Afrika Selatan.Konon kata Natal diberikan oleh pelaut-pelaut Portugis yang merupakan Bangsa Eropa pertama yang melakukan ekspedisi ke benua Afrika dan Asia termasuk sampai ke daerah Natal.Pelaut Portugis pertama kali mendarat di tempat itu bertepatan dengan tanggal 25 Desember.
Kapan kedatangan bangsa Portugis pertama kali ke Natal tidak di ketahui dengan pasti. Berdasarkan riwayat dan asal-usul Kerajaan Natal disebutkan bahwa perahu-perahu layar bangsa Portugis mulai singgah di Pelabuhan bangsa Natal pada masa Pemerintahan Tuanku besar Si Intan, mangkat pada 12 Mei 1823.
Orang Portugis Terkenal sebagai pelaut. Pada akhir abad ke-15 Mereka mulai mengembara mencari daerah baru.Ketika itu bangsa Portugis bermusuhan dengan bangsa-bangsa Timur Tengah yang lebih dahulu menguasai jalur pelayaran kenegeri penghasi rempah-rempah.Dalam upaya mencari perjalanan yang berbeda dengan bangsa Timur Tengah, pelaut-pelaut Portugis pergi sampai ke Afrika Selatan, India, Malaka, Sumatera, Maluku, Jawa Tiongkok bahkan Jepang.
Rempah-rempah seperti lada, cengkeh, kayu manis, pala dan lain-lain adalah barang komoditi yang sangat dibutuhkan dan dicari sampai ke tanah Nusantara oleh bangsa barat pada umumnya sebagai bekal terutama pada masa atau musim dingin.Sebagai tukarannya mereka membawa garam dan barang barang impor lainnya seperti besi dan barang-barang industri yang dulunya belum ditemui di tanah Nusantara.
Menurut Grawfurd,J, dan Marsden,W, dua orang penulis buku sejarah berkebangsaan Inggris yang terkenal pada abad ke-18 dan ke-19, di natal telah di temukan tambang emas yang sangat baik mutunya. Waktu itu Natal telah menjadi pusat perdagangan emas, kapur barus.dan kemenyan. Penduduk senang dengan barang-barang impor seperti kain, besi, dan candu sehingga emas ditukar dengan barang-barang impor tersebut.
Pada tahun 1864, seorang portugis bernama Thomas Diaz, dikirim oleh Gubernur VOC yang berpusat di Malaka ( sekarang semenanjung Malaya) ke kerajaan Minangkabau yang berkedudukan di Buo dengan maksud mencari pusat perdagangan emas di Sumatera. Ia datang dari arah Timur melalui sungai Kampar kemudian melewati kota kecil di tepi kanan Sungai Paku Padang dan mendaki gunung yang membagi daerah Minangkabau dengan bagian Timur pulau Sumatera.
Ketika itu bangsa Portugis sudah menguasai jalur rempah-rempah dari India sampai selat Malaka . Pelaut-pelaut belanda pun mengetahui bahwa lada dan emas yang mereka cari banyak terdapat di pesisir barat pantai Sumatera.Mereka umumnya memilih jalur pelayaran dari Afrika Selatan atau dari pulau Madagaskar langsung kepesisir barat pulau Sumatera. Baru pada awal abad ke-17 pelaut-pelaut belanda singgah di berbagai pelabuhan penting di pesisir barat pulau Sumatera seperti pelabuhan Indrapura, Pariaman, Tiku, Pasaman, Natal, dan lain-lain.
Marsden, W, dalam bukunya The History of Sumatera edisi yang pertama pada tahun 1784 menulis tentang keadaan Natal pada zaman rempah-rempah. Seperti umumnya daerah pemukiman orang melayu, natal dipimpin oleh beberapa orang Datu atau Datuk yang dikepalai seorang Datu Besar atau Hakim Utama.Datu besar mempunyai kekeuasaan sama seperti di daerah penghasil lada lainnya di sebelah selatan Sumatera, sekalipun pengaruh kompeni menonjol. Karena hasil bumi yang melimpah, mereka umumnya hidup mandiri. Inilah yang membuat masyarakat menjadi konsumtif.

Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalahperbandingan antara partikel tanah yang berupa liat, debu dan pasir dari suatu masa tanah.Keadaan tekstur tanah di kecamatan Natal dapat dilihat dari tabel berikut ini
No Kecamatan Halus (Ha) Sedang (Ha) Kasar (Ha) Luas (Ha)
1 Natal 263.610 3.145 8.725 275.480

Iklim dan Curah Hujan
Salah satu faktor iklim yang paling penting adalah mengenai curah hujan. Untuk dapat menggambarkan fluktuasi curah hujan di wilayah Kecamatan Natal dapat diamati berdasarkan data curah hujan dari stasiun pencatat dan sebagai perbandingan curah hujan dengan kecamatan sekitar dapat dilihat seperti pada tabel:

Stasiun Pengukur Curah Hujan
No Kecamatan Nama
Stasiun Curah hujan (mm/thn) Type hujan
Oldeman
min max
1 Natal Patiluban 1.289 1.700 D
2 Muara Batang Gadis Patiluban 1.289 1.700 D
3 Batahan Sinunukan 1.289 1.700 D


Curah hujan
No Kecamatan Curah hujan (mm/thn)
2004 Rata-rata Min Max
1 Natal 4.220 1.692 1.289 1.700
2 Muara Batang Gadis 4.220 1.663 1.289 1.700
3 Batahan 1.042 1.043 1.289 1.700


Hidrologi Dan Kehutanan
Dalam hidrologi dijelaskan tentang air yang ada di permukaan bumi, seperti sumber-sumber air. Salah satu sumber air adalah sungai yang memiliki Daerah Aliran Sungai ( DAS ). Sungai adalah jalur aliran air di atas permukaan bumi yang disamping mengeluarkan air juga mengangkut sedimen terkandung dalam air sungai tersebut. Penghasil sedimen terbesar adalah erosi permukaan lereng gunung , pegunungan, sungai dan bhan-bahan hasil letusan gunung berapi.
Pola DAS sangat dipengaruhi oleh keadaan morfologis, topografi,dan bentuk wilayah disamping bentuk atau corak DAS itu sendiri. Diwilayah Natal ada beberapa DAS yaitu:
1. Daerah Aliran Sungai Batang Batahan
2. Daerah Aliran Sungai Batang Natal
3. Daerah Aliran Sungai Batang Bintuas
4. Daerah Aliran Sungai Batang Tabuyung
Seluruh DAS tersebut mengalirkan airnya ke Samudera Indonesia.

Mengenangmu

(19 Juni 1998)

Dikala ku sendiri
Sunyi..sepi...
Ku termenung
Ku ingat padamu

Kisah suka dan duka
Yang penah kita alami
Yang telah kita lalui
Selalu terbayang di mataku

Hangatnya sentuhanmu
Belaianmu yang lembut
Kata-katamu yang indah menggoda
Selalu mengisi tiap khayalku

Kini.....
Sendiri ku hadapi segala yang terjadi
Yang ada di depan mataku
Tanpamu di sisiku

Ingin ku berkata jujur
Namun hatiku nyatakan ragu

Sungguh....
Ku selalu rindu padamu
Rindu akan saat bersamamu
Karena....
Aku masih sayang kamu
Created By : Ina

;;